Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) kembali menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk memperkuat literasi di Indonesia. Kemitraan ini mencakup berbagai program komunitas, penelitian bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta pengembangan Sekolah Sastra guna meningkatkan apresiasi dan produktivitas di bidang sastra.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Rabu (12/2/2025), HISKI dan Perpusnas menegaskan komitmen mereka dalam meningkatkan minat baca, riset sastra, serta pengembangan program berbasis naskah kuno.

Sinergi untuk Meningkatkan Literasi dan Kajian Sastra
Ketua Umum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam membangun hubungan antara akademisi, pemerintah, dan komunitas literasi.
“HISKI berupaya membangun semangat kolaborasi dalam penelitian kesusastraan dengan berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta, serta perguruan tinggi dari Sabang hingga Merauke,” ujarnya.
Sejak berdiri pada 17 November 1988, HISKI telah memiliki lebih dari 3.000 anggota aktif yang tersebar di seluruh Indonesia. Organisasi ini secara konsisten menerbitkan buku dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas untuk mendorong literasi di berbagai daerah.
Dalam pertemuan ini, Prof. Novi juga menekankan bahwa HISKI ingin mengembangkan kerja sama yang sejalan dengan fokus utama Perpusnas, yaitu:
- Pengarusutamaan naskah Nusantara
- Penguatan budaya baca dan literasi
- Standardisasi dan akreditasi di bidang literasi
Perpusnas Dukung Pengembangan Sastra dan Literasi Komunitas

Kepala Perpusnas, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., menyambut baik kerja sama ini dan menyampaikan beberapa program unggulan yang dapat dikolaborasikan, seperti:
- Produksi 100 komik berbasis naskah Nusantara untuk memperkenalkan warisan sastra kepada generasi muda
- Peringatan 200 tahun Perang Diponegoro, yang akan dikemas dalam bentuk literasi sejarah dan sastra
- Pembinaan literasi komunitas, yang mencakup sekolah, kafe, dan ruang publik lainnya
Pertemuan ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat Perpusnas, di antaranya:Suharyanto, S.Sos., M.Hum. (Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara), Sri Marganingsih, S.H., M.A. (Kabiro Hukum, Organisasi, dan Humas), Tri Luki Cahya Dini, S.S., M.M. (Kepala Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan), Ketiganya turut mengajukan beberapa usulan program yang melibatkan HISKI dalam pengembangan literasi nasional.
Program Literasi dan Pengembangan Sastra Nusantara
Dalam diskusi, Prof. Manneke menekankan pentingnya mengenalkan sastrawan yang kurang dikenal kepada publik, sementara M. Yoesoef memperkenalkan program “HISKI Masuk Sekolah”, yang bertujuan untuk meningkatkan pembinaan literasi di sekolah-sekolah.
Di sisi lain, Syaiful Bahri Lubis menyoroti potensi HISKI dalam pengabdian masyarakat, termasuk dalam penyaduran manuskrip daerah ke dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.
Prioritas Penganggaran dan Pemanfaatan Fasilitas Perpusnas
Dalam aspek penganggaran, HISKI dan Perpusnas mengidentifikasi beberapa prioritas utama, antara lain:
- Peningkatan koleksi bacaan di daerah
- Produksi buku berjenjang berbasis karya klasik
- Program Jumpa Penulis, yang memungkinkan siswa berdiskusi langsung dengan para penulis
- Perpusnas juga berencana mengoptimalkan fasilitas yang dimilikinya, termasuk:
- Ruang diskusi untuk kegiatan akademik dan literasi
- Pemutaran film sastra sebagai bagian dari edukasi literasi
- Bimbingan teknis bagi pustakawan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan
Dengan jumlah pengunjung harian yang mencapai 2.300 orang, Perpusnas menjadi pusat literasi yang strategis bagi HISKI dalam menjalankan program-program literasinya. HISKI pun didorong untuk lebih aktif memanfaatkan fasilitas ini dalam berbagai kegiatan, seperti Membaca Nyaring Sedunia dan Semarak Liburan Sekolah.
Digitalisasi dan Preservasi Naskah Lama
Alihwahana naskah menjadi salah satu fokus lain dalam diskusi ini. HISKI diundang untuk bekerja sama dalam digitalisasi dan preservasi naskah lama, dengan tetap menjaga orisinalitas isi manuskrip. Sri Marganingsih menegaskan bahwa segala bentuk kerja sama dapat diformalkan melalui perjanjian administratif guna mempercepat implementasi program yang telah dirancang.
Membangun Masa Depan Literasi Bersama
Kolaborasi antara HISKI dan Perpusnas menjadi langkah konkret dalam memperkuat literasi dan kajian sastra di Indonesia. Dengan HISKI sebagai mitra utama, Perpusnas siap menjadi wadah bagi berbagai inisiatif yang menghidupkan kembali kekayaan sastra Nusantara dan memperluas jangkauan literasi hingga ke pelosok negeri.
