Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) telah menyelesaikan studi kelayakan sebagai bagian dari Program Dana Indonesiana di Banyuwangi. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), serta HISKI Komisariat Banyuwangi.
Acara yang berlangsung pada Senin, 24 Februari 2025, ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. (Ketua Umum HISKI), Sudartomo Macaryus, M.Hum. (Pengurus HISKI Pusat), Hasan Basri (DKB), Dewa Alit Siswanto (Kabid Kebudayaan), Darmanto (Bidang Ekonomi Kreatif), Samsudin Adlawi (Radar Banyuwangi), Wiwin Indiarti (Universitas PGRI Banyuwangi), Aekanu Hariyono (Kiling Osing Banyuwangi), Nurul Ludfia Rochmah (Ketua HISKI Komisariat Banyuwangi), serta beberapa perwakilan dari HISKI Komisariat Banyuwangi seperti Muttafaqur Rohmah dan Widi Nugrahani.
Dalam kesempatan tersebut, Dewa Alit Siswanto selaku Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi mengapresiasi keterlibatan aktif HISKI dalam upaya pengembangan sastra di wilayahnya.
“Harapannya, program-program HISKI dapat selaras dengan berbagai inisiatif kebudayaan yang ada di Banyuwangi,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., selaku Ketua Umum HISKI, menjelaskan bahwa HISKI merupakan organisasi profesi bagi para sarjana kesusastraan di Indonesia, dengan jaringan yang tersebar di 70 komisariat, dari Aceh hingga Papua.
Sebagai Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, Novi mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, HISKI telah bekerja sama dengan Disbudpar dan DKB dalam penyelenggaraan workshop penulisan kreatif berbasis kelokalan. Hasilnya, komunitas sastra dari Banyuwangi, Jakarta, dan Yogyakarta berhasil menerbitkan buku bersama.
Di tahun 2025, lanjutnya, HISKI kembali mengadakan serangkaian kegiatan, termasuk workshop penulisan kreatif berbasis tradisi lisan dan manuskrip, workshop pengembangan produk kreatif, serta festival sastra dan gelar produk kreatif.
“Biasanya saya datang ke Banyuwangi sebagai peneliti yang bekerja sama dengan Disbudpar, DKB, dan Kiling Osing Banyuwangi. Kali ini, saya hadir sebagai Ketua Umum HISKI untuk melaksanakan program dengan dukungan Dana Indonesiana,” ujar Novi Anoegrajekti.
Berdasarkan diskusi dengan berbagai mitra, termasuk pemerintah daerah, DKB, LSM, serta praktisi dan profesional, disepakati bahwa pengembangan produk kreatif akan difokuskan pada lima aspek utama, yaitu Sritanjung, Rengganis, Babad Tawangalun, Jaranan Buto, dan Gembrung.
Dalam pernyataan yang diperkuat oleh Hasan Basri dan Darmanto, Muttafaqur Rohmah menekankan pentingnya pendampingan di setiap tahap pelaksanaan, mulai dari perekrutan peserta, pelaksanaan workshop, hingga proses produksi agar festival sastra dan gelar produk dapat benar-benar merepresentasikan pencapaian masyarakat.